MENGUSAHAKAN AKHLAK MULIA
JUJUR DAN MALU
Di susun guna memenuhi tugas :
Mata kuliah : Tafsir Tarbawi II
Dosen pengampu : Drs. Ahmad Rifa’i M.Pd




Mia Atifatul Azaliyah  20211152333 

Kelas B




JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN)
PEKALONGAN
2017


BAB I
PENDAHULUAN
Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain. Sebagai khalifah dibumi, manusia ditunutut untuk berakhlak terpuji, karena dengan akhlak terpuji, manusia akan selamat di dunia dan di akhirat. Denga demikian hendaklah menghias diri dengan akhlak terpuji dimanapun berada, dimulai dengan berbuat baik terhadap diri sendiri, lingkungan, keluarga dan masyarakat.
Sifat jujur dan sifat malu adalah beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim karena keduanya membawa pada kebaikan. Kejujuran  dan sifat malu merupakan pilar dari keimanan seorang muslim.  Keduanya juga memiliki faedah – faedah atau manfaat – manfaat yang sangat penting bagi berbagai aspek kehidupan seorang muslim. Didalam makalah ini akan dipaparkan hadist tentang sifat jujur dan malu beserta penjelasannya.























BAB II
PEMBAHASAN
1.      Hadist tentang kejujuran
A.    Hadist lengkapnya

عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيهِ وَ سَلّمَ : اِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ اِلَى البِرِّ وَاِنَّ البِرَّ يَهْدِ اِلَى الجَنَّةِ وَاِنَّ الرِّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِّادِيْقًا
Artinya : Diriwayatkan dari abdullah bin mas’ud radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “ Kebenaran menuntun (orang) kepada kebajikan (birr), dan kebajikan menuntun (orang) kepada surga. Dan apabila orang terus mengatakan kebenaran maka ia akan menjadi shiddiq (orang yang berkata benar).)..
B.     Penjelasan hadis
Kejujuran merupakan modal utama menjadi manusia baik. Kata jujur sendiri memiliki pengertian terjadinya keselarasan dan kesesuaian antara apa yang ada di dalam hati dan yang terungkap melalui lisan maupun perbuatan. Atau dengan kata lain satunya kata hati, kata lisan dan perbuatan.
Jujur berkonotasi dengan benar yang dalam bahasa arab diistilahkan dengan Shidiq/ الصِّدْقَ. الصِّدْقَ bisa berarti kebenaran dan juga bisa diartikan sebagai kejujuran, hal itu karena orang yag jujur akan selalu mengatakan yang sebenar – benarnya.[1]
Sebagaimana diterangkan di atas bahwa berbagai kebaikan dan pahala akan diberikan kepada orang yang jujur, baik di dunia maupun di akhirat. Ia akan dimasukan ke dalam surga dan mendapat gelar yang sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orang yang sangat jujur dan benar. Bahkan dalam Al-qur’an dinyatakan bahwa orang yang selalu jujur dan selalu menyampaikan kebenaran dinyatakan sebagai orang yang bertaqwa :
وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ اُولئِكَ هُمُ المُتَّقُوْنَ
Artinya : ”Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”
(Q.S. Az- Zumar : 33)
يَاآَيُّهَااَلَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُنُوا مَعَ الصَّادِقِيْنَ
Artinya : “Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang orang yang beriman “ (QS At – Taubah : 119 )
Hadits ini menganjurkan agar selalu berkata jujur, sengaja berbuat jujur dan menikmati kejujuran, dan juga hadits ini memberikan peringatan agar takut berbicara bohong, mempermudah bohong, karena apabila sering mempermudah bohong akan memperbanyak dan menarik kebohongan  kebohongan yang lain.
Al-Raghib dalam kitabnya Mufradat Al-Qur’an mengatakan: kata al-shidq (kejujuran) dan al-kidzb (kedustaan, kebohongan) pada mulanya dipakai untuk bentuk ucapan -yang berlalu atau akan tiba, berupa janji atau bukan- dalam bentuknya berita, pertanyaan atau tuntutan. Dimana kejujuran adalah ketepatan antara ucapan, isi hati, dan realitas yang diberitakan, dimana apabila syarat itu tidak terpenuhi maka bukanlah kejujuran, tetapi kedustaan atau diantara kejujuran dan kedustaan, seperti ucapan orang munafik.[2]
Kejujuran atau kebenaran ialah nilai keutamaan dari yang utama-utama dan pusat akhlak, dimana dengan kejujuran maka suatu bangsa menjadi teratur, segala urusan menjadi tertib dan perjalanannya adalah perjalanan yang mulia. Kejujuran akan mengangkat harkat pelakunya ditengah manusia, maka ia menjadi orang terpercaya, pembicaraannya disukai, ia dicintai orang-orang, ucapannya diperhitungkan para pengusaha, persaksiannya diterima didepan pengadilan. Dengan ini Rasulullah SAW memerintahkan kita berkejujuran, sebagaimana juga Al-Qur’an memerintahkan kita didalam firman-Nya.[3]
Faedah yang dapat dipetik dari sikap jujur didalam hadits ini, diantaranya sebagai berikut: kejujuran merupakan akhlak terpuji yang dianjurkan oleh islam, jujur merupakan sebaik-baiknya sarana keselamatan didunia dan diakhirat, seorang mukmin yang bersikap jujur dicintai disisi Allah dan disisi manusia.
C.    Aspek tarbawi
1.      Bersikap jujur merupakan akhlak terpuji yang sangat dianjurkan oleh islam
2.      Jujur merupakan sarana keselamatan didunia dan diakhirat.
3.      Seorang mukmin yang bersikap jujur dicintai disisi Allah dan disisi manusia.
4.      Memberikan bimbingan bahwa jujur itu jalan keselamatan didunia dan diakhirat

2.      Hadist tentang malu
A.    Hadist lengkapnya
- حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الرَّقِّيُّ ، حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ يَحْيَى ، عَنِ الزُّهْرِيِّ ، عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : إِنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَخُلُقُ الإِسْلاَمِ الْحَيَاءُ.[4]
Artinya : Dari Ismail bin Abdullah ar- ruqayya , dari isa bin yunus , dari muawiyah bin yahya, dari az – zahriyyi, dari anas berkata : Rasulullah AW besabda : “ Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak islam adalah malu”
B.     Penjelasan Hadist
Jika makna malu adalah mencegah dari melakukan sesuatu yang tercela, maka seruan untuk memiliki malu, pada dasarnya adalah seruan untuk mencegah segala maksiat dan kejahatan. Disampimg itu rasa malu adalah ciri khas dari kebaikan yang senantiasa diinginkan oleh manusia. Mereka melihat bahwa tidak memiliki rasa malu dalah kekurangan dan suatu aib.
Rasa malu juga merupakan bagian dari kesempurnaan iman. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi:
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : اَلحَيَاءُ لاَ يَأْتِي اِلاَّ بِخَيْرٍ
“Malu adalah bagian dari keimanan.” Juga haditsnya yang lain: “Rasa malu selalu mendatangkan kebaikan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat  hadist lain juga disebutkan :
“ Yahya menyampaikan kepadaku dari malik, dari salama ibn safwan az- zuraqi bahwa zayd ibn talha ibn rukana yang menghubungkannya pada Nabi SAW. Berkata : Rasulullah SAW besabda : “ setiap agama memiiki sifat/watak, sifat/watak islam adalah malu”[5]
Malu ada dua macam :
Ibnu rajab menjekaskan, ketahuilah malu itu ada dua macam. Pertama, malu yang menjadi karakter dan tabiat bawaan, dia tidak diusahakan. Ini merupakan salah satu akhlak mulia yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba-Nya. Malu jenis ini akan menghalangi seseorang dari melakukan perbuatan buruk dan akhlak yang rendah, serta mendorongnya untuk melaakukan perbutan yang mulia. Kedua, malu yang diperoleh dari mengenal Allah dan mengenal keagungan-Nya, kedekatan-Nya dengan para hamba-Nya dan karenakeyakinan mereka tentang maha tahu-Nya Allah. Malu jenis ini bagian dari buah imann yang dimiliki seorang hamba, bahkan termasuk derajat ihsan yang paling tinggi. Selagi seorang hamba mengetahui bahwa Allah melihat dirinya, maka hal ini akan membuantyamalu terhadap Allah, lalu mendorongnya untuk taat. Hal ini seperti seorang hamba yang bekerja dihadapan tuannya. Sedangkan Allah maha mengawasi hmba-hamba-Nya.[6]
C.    Aspek Tarbawi
1.      Malu adalah salah satu wasiat dan pesan yang disampaikan oleh para Nabi.
2.      Malu adalah sifat yang mendorong pemiliknya untuk meninggalkan perbuatan yang buruk.
3.      Malu yang mencegah sesorang dari menuntut ilmu dan mencari kebenaran adalah malu yang tercela.
4.      Sebagai seorang muslim kita diwajibkan memiliki sifat malu. Agar tercegah dari melakukan perbuatan yang tercela dan mungkar.



















BAB III
PENUTUP
Kejujuran merupakan modal utama menjadi manusia baik. Kata jujur sendiri memiliki pengertian terjadinya keselarasan dan kesesuaian antara apa yang ada di dalam hati dan yang terungkap melalui lisan maupun perbuatan. Atau dengan kata lain satunya kata hati, kata lisan dan perbuatan.
Faedah yang dapat dipetik dari sikap jujur, diantaranya sebagai berikut: kejujuran merupakan akhlak terpuji yang dianjurkan oleh islam, jujur merupakan sebaik-baiknya sarana keselamatan didunia dan diakhirat, seorang mukmin yang bersikap jujur dicintai disisi Allah dan disisi manusia.
malu itu ada dua macam. Pertama, malu yang menjadi karakter dan tabiat bawaan, dia tidak diusahakan. Ini merupakan salah satu akhlak mulia yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba-Nya. Malu jenis ini akan menghalangi seseorang dari melakukan perbuatan buruk dan akhlak yang rendah, serta mendorongnya untuk melaakukan perbutan yang mulia. Kedua, malu yang diperoleh dari mengenal Allahdan mengenal keagungan-Nya, kedekatan-Nya dengan para hamba-Nya dan karenakeyakinan mereka tentang maha tahu-Nya Allah. Malu jenis ini bagian dari buah imann yang dimiliki seorang hamba, bahkan termasuk derajat ihsan yang paling tinggi. Selagi seorang hamba mengetahui bahwa Allah melihat dirinya, maka hal ini akan membuantyamalu terhadap Allah, lalu mendorongnya untuk taat. Hal ini seperti seorang hamba yang bekerja dihadapan tuannya. Sedangkan Allah maha mengawasi hmba-hamba-Nya.












DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhori, al-Khusaini al-Qonuji. As-Siroojul Wahhaaj .1992.
Juwariyah. Hadis Tarbawi. Yogyakarta : Teras , 2010.
Al-Khauli, Muhammad Abdul Aziz. Menuju Akhlak Nabi. Semarang: Pustaka Nuun , 2006
Ibnu majah abu abdullah muhammad bin yazid al qazwini, sunan ibnu majah juz 5
Imam malik bin anas. Al muwatta’. Jakarta: PT grafindo persada, 1999
https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html (diakses pada sabtu, 04 maret 2017 pukul 06.21)


[1] Juwariyah, Hadis Tarbawi, (teras, 2010) hlm 65
[2] al-Khusaini al-Qonuji al-Bukhori, As-Siroojul Wahhaaj, 1992, hlm. 163-167
[3] Muhammad Abdul Aziz Al khauli. Menuju Akhlak Nabi. 2006, hlm 151-152
[4] Ibnu majah abu abdullah muhammad bin yazid al qazwini, sunan ibnu majah juz 5 no 4181 ,hlm 275
[5] Imam malik bin anas, Al muwatta’, (Jakarta: PT grafindo persada, 1999) hlm 527
[6] https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html

Komentar

  1. What is a Baccarat Strategy? - Wolverione
    A casino 인카지노 game played with a wheel of 바카라 사이트 numbers and a casino table. In the casino, players spin their 메리트카지노 numbers to win the prize. The casino's

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Film Pendidikan Psikologi "The Ron Clark Story"