Resensi Film Pendidikan Psikologi "The Ron Clark Story"



RESENSI FILM PENDIDIKAN
The Ron Clark Story
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengan Semester (UTS)
Mata kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Siti Mumun Muniroh, S.Psi, MA


  Disusun Oleh :
Mia Atifatul Azaliyah             ( 2021115233 )
Kelas  : C
FAKULTAS TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
 PEKALONGAN
2017
Film ini memiliki cerita yang sederhana namun memiliki alur yang santai. Bercerita tentang semangat seorang guru dengan metode berbeda dalam mengajar untuk murid-murid pilihan di sebuah sekolah SD di New York Tokoh utama dalam film ini adalah Ron Clark yang diperankan oleh Matthew Perry, seorang guru yang sangat cerdas, pantang menyerah, penyayang, inovatif, kreatif, dan bersemangat. Film yang berdurasi 90 menit ini banyak menjadi sorotan khususnya perkembangan pendidikan.
            Mr. Clark begitulah sapaannya, awalnya ia menjadi guru di salah satu sekolah di California pada tahun 1994. Karena keberhasilannya dalam mengajar, barulah setelah 4 tahun ia dianggap sebagai guru tetap di sekolah itu dan diberi penghargaan dengan ukiran nama Mr, clark diukir di trotoar parkiran sekolah. Berawal dari situ, ia memutuskan untuk pindah ke New York untuk dapat mengajar disana. Dalam usahanya mencari sekolah, ia akhirnya diterima di “Inner Harlem Elementary School” tepat ketika ada seorang Guru keluar dari sekolah tersebut.
Dengan panduan kepada kepala sekolah Mr. Tunner ia diperkenalkan dengan keadaan kelas yang akan dia ajar. Mr. Tunner awalnya tidak percaya akan kemampuan Mr. Clark yang akan menghadapi kelas ini dimana ketika semua guru gagal mengatasi satu kelas bermasalah di SD Harlem, Mr. Clark dengan percaya diri mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sebelum menyelesaikan masalah tersebut, sebelum mulai mengajar di sekolah itu, ia terlebih dahulu mencoba untuk mengenal individu di kelas secara lebih personal dengan mengunjuni rumah dan orang tua masing-masing siswa dan menemukan berbagai kondisi serta latar belakang yang berbeda tiap anak.
Dengan kenyataan bahwa kelas yang ia dapatkan di sekolah tersebut mendapat jukukan “Kelas yang tak diinginkan” dimana siswa-siswanya yang tak punya minat belajar serta kurangnya rasa untuk menghargai seorang guru, ia mencoba menerapkan beberapa peraturan untuk dalam kelasnya dimana peraturan pertama adalah “We are family”. Mr. Clark sangat menekankan keberadaan siswa dan guru sebagai sebuah keluarga yang harus saling membantu, menghargai serta menyayangi. Kedua adalah “Take a Risk”, dan yang ketiga “respect each other”.
Dalam mengajar siswanya, Mr. Clark menggunakan metode unik dan dapat membuat siswanya merasa nyaman dalam proses pembelajaran. Baik itu menari dalam kelas, belajar dengan bernyanyi serta melakukan privat pelajaran tambahan bagi para siswanya. Dengan semangat mengajarnya, sampai-sampai menjaga kesehatannya ia lupakan dengan mengidap penyakit radang paru-paru.
Ditangah perjalanan mengajar, Mr. Clark juga sempat putus asa dan berniat untuk berhenti mengajar dikarenakan sejumlah murid yang tidak bisa menerima keberadaan ia sebagai Guru yang tetap semangat untuk bertahan di kelas mereka. Salah satunya adalah siswi bernama Shemika. Namun beruntung ada Mourince, dengan keadaan tersebut hingga Mr. Clark mengurungkan niatnya untuk menyerah dan kembali mengajar.
Setelah Ujian Nasional, Mr. Clark membuat acara dengan mengundang orang tua siswa untuk menghadirinya guna memperlihatkan mereka hasil dari belajar anak-anak selama ini. Ditengah acara, kepala sekolah Mr. Tonner datang dan mengumumkan bahwa salah satu muridnya mendapat peringkat tertinggi Ujian Nasional dan nilai rata-rat kelas mengalahkan kelas unggulan di sekolah itu. Mewakili teman-temannya, Shemica mengatakan “Mr. Clark, terimakasih untuk selalu berada disana bahkan ketika kami tidak sedang menginginkannya, kau memberikan kami inspirasi”.
Belajar dari Mr. Clark memang sebuah inspirasi untuk pemuda-pemudi masa depan, utamanya untuk mahasiswa PTIKUNM yang memang diciptakan untuk menjadi seorang pendidik masa depan dengan menggunakan cara-cara inovatif khususnya dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, memandang profesi sebagai panggilan hidup mengaplikasikan gaya mengajar Mr. Clark yang tak pernah lelah untuk mencerdaskan anak Bangsa.
Hikmah yang dapat diambil untuk seorang guru dari film ini, yaitu:
1.      Guru harus mengenal dan memahami karakteristik serta kebutuhan setiap peserta didiknya.
2.      Guru harus bisa memotivasi peserta didiknya untuk selalu harus belajar
3.      Jadilah guru yang menyukai tantangan dalam mengajar jangn mudah menyerah dan putus asa. Beranilah untuk keluar dari zona nyaman.
4.      Guru harus bisa melakukan pendekatan secara individual dengan peserta didik. Guru mampu mengambil hati peserta didik agar mereka bisa nyaman belajar dengan gurunya.
5.      Guru harus bisa bekerja sama dengan kepala sekolah dan orangtua dalam merancang suatu program pembelajaran bagi peserta didiknya.
6.      Guru harus bisa memanfaatkan setiap kondisi sebagi media belajar bagi peserta didik,  sehingga dimana saja peserta didik bisa belajar dengan nyaman dan maksimal.
7.      Guru harus kreatif, solutif, dan inovatif. Dan yang palingterpenting guru harus mau untuk selalu meningkatkan kualitas diri.
Itulah resensi dari film pendidikan “The Ron Clark Story”. Semoga teman-teman pendidik bisa terinspirasi dari sosok guru Mr. Clark yang selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya. Salam menginspirasi!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini